Metode geolistrik tahanan jenis (resistivity) merupakan salah satu metode geolistrik yang sering digunakan dalam survei geofisika dan geoteknik untuk eksplorasi yang relatif dangkal, diantaranya digunakan dalam eksplorasi sumber mata air, keadaan struktur bawah permukaan dan juga dapat digunakan sebagai pendukung eksplorasi bahan-bahan tambang. Dalam aplikasi eksplorasi, metode geolistrik (resistivity) dapat memberikan informasi yang tidak mungkin diberikan oleh metode lain (Adhi 2007).
Dalam survei metode geolistrik akan diperoleh nilai beda potensial, kuat arus dan nilai tahanan jenis batuannya. Tahanan jenis batuan yang didapat secara langsung merupakan tahanan jenis semu yang memerlukan suatu pengolahan data lebih lanjut untuk mendapatkan tahanan jenis yang sebenarnya untuk tiap-tiap lapisan. Pada pengukuran geolistrik tahanan jenis. Biasanya digunakan dua buah elektroda arus C di permukaan. Besarnya potensial pada titik P di permukaan akan dipengaruhi oleh kedua elektroda tersebut.
Pemodelan pendugaan bidang gelincir pada lokasi ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi data resistivitas pengukuran lapangan dengan data pengujian Sondir. Hasil pemodelan menunjukan bahwa bidang gelincir (Sliding Plane) berada pada lapisan lempung dengan resistivitas dibawah 100 Ωm. Selain itu pada setiap lintasan pengukuran ditemukan pula beberapa kantong air dengan nilai resistivitas dibawah 50 Ωm yang menyebabkan lapisan disekitarnya menjadi jenuh air (Saturated Zone). Keberadaan kantong air semakin memperparah potensi kerusakan pada lokasi longsoran. Pengelompokan bidang gelincir (Sliding Plane) dan Daerah Jenuh Air (Saturated Zone) berdasarkan nilai resistivitas lapangan mengacu pada ASTM G5 7- 06 (2012) dan SNI 2528 – 2012.
Berikut merupakan persiapan untuk alat kerja dan bahan kerja:
· 1 Buah Aki Kering 12 volt.
· 32 Batang Elektroda Penghantar Arus.
· 1 Set GBO DC Multi Channel Resistvitymeter
· 4 Buat Handy Talky
· 3 buah Palu
· 2 Gulung kabel @ 155 m· 2 Gulung Meteran @100
